Pengertian Behaviour Based Safety (BBS) Dan Kinerjanya Dalam K3

Pengertian Behaviour Based Safety (BBS) Dan Kinerjanya Dalam K3

Assalamualaikum Waarahmatullahi Waabarakatuh...
Selamat sore dan Semangat Pagi, Salam sejahtera untuk kita semua dan rekan-rekan Praktisi K3 beserta Para Senior dari Sabang sampai Merauke ataupun yang sedang bertugas di Negeri seberang, semoga selalu dalam keadaan sehat Wal afiat, dilancarkan dalam segala urusan dan pekerjaannya...Aamiin Allahuma Aamiin....!!!

Pada kesempatan kali ini dalam minggu ke-4 di Januari 2022, dari beberapa referensi dan berbagai sumber yang pernah saya dapat, coba mengulas kembali dalam tulisan ini tentang Perilaku Berbasis Keselamatan, atau yang biasa kita kenal dengan "Behaviour Based Safety" (BBS), serta bagaimana Kinerjanya dalam K3.

Sebelumnya, saya pernah membaca buku dengan judul Risk Based Behavioral Safety yang ditulis oleh bapak Dr. FA. Gunawan dan bapak Dr. Waluyo, dan point yang saya dapat dalam buku tersebut adalah pendekatan yang dimana Pendekatan RBBS (Risk Behavioral Based Safety) memiliki arti yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja K3 dalam organisasi, "Safety is About the People", serta mengamati perilaku pekerja sebagai masukan / input bagi Manajemen agar dapat memperbaiki Sistim Pengendalian Manajemen secara berkelanjutan (Continuous Improvement) menuju Pengelolaan Bisnis secara Unggul (Operational Excellence),
Insha Allah jika masih diberikan kesehatan serta usia yang panjang, akan saya ulas juga dalam tulisan di Blog ini mengenai RBBS.

Oya, sebelum kita lanjut alangkah baiknya jika membaca sambil menikmati atau ditemani dengan secangkir Kopi agar lebih nikmat suasananya....hehehe

Umumnya, pada beberapa Sektor Industri khususnya di Migas, BBS sudah menjadi sebuah Program utama dalam upaya meningkatkan Pencegahan Kecelakaan serta upaya membangun Safety Culture.


Apa itu Behavior Based Safety (BBS), dan Bagaimana Kinerjanya dalam K3?

Secara definisi, Behavior Based Safety (BBS) adalah upaya pencegahan kecelakaan secara proaktif yang berfokus pada At Risk Behavior atau perilaku berbahaya yang berpeluang menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Berdasarkan dari data statistik kecelakaan kerja bahwa, lebih dari 85% kecelakaan disebabkan oleh Unsafe Action atau Perilaku Berbahaya (Tidak Aman), dan dengan BBS atau Perilaku Berbasis K3 ini, Unsafe Action sebagai faktor utama penyebab kecelakaan kerja bisa dikurangi yang akhirnya tercapai Nol Kecelakaan Kerja (ZERO ACCIDENT).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah proses yang berkesinambungan dengan melibatkan semua pihak yang ada dalam organisasi tersebut, sehingga apabila masing-masing anggota telah berperilaku berbasis K3, diharapkan akan tercapai budaya K3 dalam organisasi tersebut.

Dalam implementasi Behavior Based Safety (BBS), diperlukan komitmen yang tinggi dari pucuk pimpinan / Top Management maupun seluruh karyawan yang terlibat, seperti pada tulisan saya sebelumnya tentang "10 KARAKTER SAFETY LEADERSHIP SEBAGAI PENENTU KEBERHASILAN BUDAYA K3"

Sumber daya manusia yang perlu dipersiapkan dalam implementasi program BBS ini adalah :
  • Steering Committee atau Tim yang membahas temuan, mengagendakan pelatihan dan mengusulkan perbaikan.
  • Observer yang sudah ditraining teknik melaksanakan observasi perilaku dilapangan.
  • Tim Pembahas Permasalahan yang terdiri dari manajemen atau pengambil keputusan.

Kinerja K3 dalam Behavior Based Safety (BBS).

Tujuan dari pengurus BBS adalah untuk memastikan implementasi BBS berjalan efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja K3. Kinerja K3 yang dimaksud adalah antara lain sebagai berikut :
  • Manajemen secara aktif menunjukkan komitmen dan kepemimpinannya untuk keselamatan dengan memenuhi peran dan tanggung jawab dalam pengelolaan BBS.
  • Tenaga kerja secara aktif berpartisipasi dalam penggunaan alat BBS, termasuk alat pengenalan bahaya (JSA, LMRA, dll) dan observasi pekerjaan serta proses intervensi.
  • Alat BBS digunakan secara konsisten dan terstruktur untuk memberikan wawasan yang berarti ke dalam praktik kerja yang diinginkan dan peluang untuk perbaikan.
  • Pekerja memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan alat BBS secara efektif.
  • Pekerja menyadari aktivitas dan pencapaian BBS organisasi mereka.
  • Pekerja memahami peran dan tanggung jawab dalam pengelolaan BBS mereka.
  • Organisasi secara aktif dalam jaringan dengan praktisi dan sumber BBS lainnya.
  • Organisasi mengembangkan Rencana penataan dan layanan serta secara aktif menilai untuk mengidentifikasi kesenjangan kinerja.

Kesimpulan Behavior Based Safety (BBS)
Untuk menjadikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Awareness) menjadi suatu kebiasaan, maka diperlukan adanya :
  1. Pengendalian Pikiran untuk selalu Berpikir Positif dan penuh keyakinan akan Safety sebagai suatu hal dan pilihan yang terbaik.
  2. Pengendalian Tindakan untuk selalu bertindak sesuai prosedur dan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety).
  3. Pengendalian Emosi yaitu menikmati pola tindakan Safe tersebut, serta lakukan hal tersebut secara berulang-ulang agar menjadi suatu kebiasaan (Habit).
Demi tercapainya kebiasaan K3 (Habit), harus diberikan pelatihan dasar Behavior Based Safety (BBS). Pelatihan harus memberikan kesadaran pekerja tentang Proses, Alat, Protokol (Prosedur), Kegiatan, serta Peran dan Tanggungjawab Individu terhadap BBS, dan kemudian dilakukan secara berkelanjutan.

Demikian tulisan saya mengenai pengertian Behaviour Based Safety (BBS) dan bagaimana kinerjanya dalam K3, semoga apa yang tuliskan pada pembahasan diatas dapat menjadi informasi edukatif bagi kita semua dalam mengetahui atau memahami apa itu Behaviour Based Safety (BBS), semoga bermanfaat bagi kita semua.

Terimakasih, salam sehat dan salam Keselamatan.


Balikpapan, 30 Januari 2022.

Comments

Popular posts from this blog

Bahan Pertanyaan dan Jawaban pada Proses Interview untuk Safetyman

Cara Menghitung HSE Statistic

Mengenal Istilah serta Kapasitas / Beban Scaffolding atau Perancah